Dari test kit hingga robot, Indonesia mengembangkan perangkat buatan lokal untuk membantu pertempuran COVID-19
Seiring meningkatnya permintaan akan peralatan medis dan inovasi di Indonesia yang terkena virus, konsorsium Kementerian Riset dan Teknologi untuk studi COVID-19 telah mendorong pengembangan peralatan medis yang diproduksi di dalam negeri, mulai dari test kit hingga asisten robot, untuk meningkatkan pertempuran di negara itu melawan pandemi. POKER ONLINE
Konsorsium, yang terdiri dari lembaga penelitian, universitas, perusahaan swasta dan perusahaan milik negara, telah mengembangkan alat tes diagnostik cepat untuk mendeteksi SARS-CoV-2 - virus yang menyebabkan COVID-19 - di tengah kekurangan reagen yang digunakan dalam reaksi berantai polimerase (PCR) ) tes, kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.
Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berbasis di Yogyakarta, Universitas Airlangga di Surabaya, Jawa Timur, dan produsen peralatan medis PT Hepatika akan memproduksi 10.000 antibodi kekebalan cepat berbasis Immunoglobulin G dan kit deteksi cepat antibodi Immunoglobulin M (IgG dan IgM) pada hari Jumat.
BACA JUGA: TIPS AGAR DAPAT BERTAHAN MENJALANI PUASA
Sekitar 50.000 lebih test kit akan dibuat pada bulan Juni setelah peralatan melewati tes validasi melalui penggunaan umum.
Institut Teknologi Bogor di Jawa Barat juga bertujuan untuk memproduksi 10.000 lonjakan gen dan kit deteksi cepat nukleokapsid dan mengembangkan 100 prototipe kit deteksi cepat berbasis-biosensori dengan Universitas Padjadjaran yang berbasis di Bandung pada bulan Juli.
Bambang sebelumnya mengakui bahwa kit pengujian cepat akan kurang akurat daripada tes PCR yang dianggap oleh para ahli sebagai "standar emas" untuk deteksi coronavirus. Namun, ia mengatakan bahwa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat ini sedang dalam proses mengembangkan tes yang lebih akurat. kit menggunakan metode reverse transcription-mediated isothermal amplification (RT-LAMP).
Kit pengujian cepat yang dikembangkan LIPI diharapkan siap pada bulan Juli, kata Bambang saat rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat pada hari Selasa.
"Keuntungan dari tes cepat ini adalah sama sensitifnya dengan tes PCR dan dapat menghasilkan hasil dalam waktu sekitar satu jam, [lebih cepat dari PCR]," katanya menambahkan bahwa metode ini tidak menggunakan reagen PCR. POKER ONLINE
Sementara itu, perusahaan farmasi milik negara PT Bio Farma, perusahaan genom Nusantics, Institut Internasional Indonesia untuk Ilmu Hayati (I3L), Institut Eijkman untuk Biologi Molekuler dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) akan memproduksi 50.000 kit uji PCR oleh akhir Mei, dengan 10 kotak saat ini sedang divalidasi dan terdaftar.
Konsorsium ini juga mengembangkan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) buatan domestik dan ventilator darurat yang melibatkan 28 pengembang, termasuk Universitas Indonesia (UI), otomotif yang memegang grup Dharma dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk memenuhi permintaan Kementerian Kesehatan.
Ventilator diharapkan memasuki produksi massal pada 12 Mei.
BPPT juga telah memperkenalkan laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2) bergerak yang dibuat di dalam wadah 6 meter yang disambungkan ke truk. Ditetapkan untuk diluncurkan pada 20 Mei, laboratorium akan dapat melakukan pengujian drive-thru dan menguji hingga 260 sampel sehari.
Selanjutnya, tim gabungan dari Institut Teknologi 10 November (ITS) yang berbasis di Surabaya dan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) mengembangkan asisten robot untuk staf medis yang disebut RAISA, yang diharapkan juga mengurangi interaksi fisik antara petugas kesehatan dan pasien.
RAISA, yang merupakan singkatan dari Asisten medis Robot ITS-Airlangga, dapat digunakan untuk mengirim makanan, pakaian, dan obat dari jarak jauh untuk pasien yang terisolasi, kata Bambang.
Konsorsium saat ini sedang melakukan penelitian untuk mencari bahan baku yang dapat bersumber dari dalam negeri untuk menghasilkan peralatan pelindung pribadi serta untuk mencari herbal lokal yang dapat berfungsi sebagai suplemen penambah kekebalan tubuh. POKER ONLINE
Selain itu, konsorsium akan berpartisipasi dalam upaya penelitian global untuk menemukan penyembuhan dan vaksin COVID-19, serta mengembangkan terapi plasma, serum dan sel induk.
Pada hari Selasa, Indonesia telah mencatat 12.071 kasus positif COVID-19 dengan 872 kematian dan 2.197 pemulihan.
0 komentar:
Posting Komentar